Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menangkal Komunisme dengan Ukhuwah

Menggelorakan gerakan semangat sholat subuh berjamaah, Takmir Masjid Al Muhajirin Taman Boston Perumahan Puri Surya Jaya Gedangan kembali gelar kajian bakda subuh, Sabtu 30 September 2017. Tidak seperti biasanya, yang bertindak sebagai narasumber adalah Prof Roem Rowi, MA. Alumni Pesantren Gontor Ponorogo itu dihadirkan karena termasuk saksi hidup sejarah kelam keganasan PKI (Partai Komunis Indonesia). Sebagaimana diketahui, akhir-akhir ini isu kebangkitan komunisme mencuat dengan berbagai opini yang cenderung memutarbalikan fakta.

Dalam pemaparannya, Prof Roem Rowi menyampaikan beberapa kesaksian. Antara tahun 1960-1965 PKI melalui underbouw-nya sudah menyebar ke wilayah pedesaan. Ketika itu usia beliau mencapai 17 tahunan dan sudah aktif mondok di Gontor. Di Gontor Putri yang terletak di Mantingan kabupaten Ngawi, beberapa orang yang merupakan anggota BTI merebut/mengambil tanah pondok dengan alasan UU landreform agraria. Padahal tanah pondok seluas 200 Ha merupakan wakaf murni.

Dijelaskan lagi, Masyumi (majelis Syuro Muslimin Indonesia) yang merupakan rumah aspirasi ummat islam, sering difitnah dan diprovokasi oleh PKI. Pada saat itu, ide Nasakom (Nasionalis, Agama, Komunis) oleh Presiden Soekarno terus digelorakan. Akibatnya, PKI seperti mendapat "angin besar" untuk mengembangkan jaringannya. Di beberapa tempat seperti di Gontor, Tegal, Surabaya telah terjadi kekacauan oleh ulah anarkis PKI. Sehingga dapat dikatakan bahwa tabiat PKI suka "menghabisi" lawan karena pada dasarnya tidak beragama. Baca selengkapnya biografi Prof Roem Rowi

Kelicikan PKI, menurut Prof Roem Rowi, juga ditunjukan dengan pengelabuan istilah seperti PKI disebut singkatan dari Partai Kyai Indonesia, atau BTI disebut Barisan Tani Islam. Sehingga banyak orang-orang desa tertipu dan tergabung. Hanya saja, rekayasa kejahatan mereka terendus oleh masyarakat. Diantaranya, rencana untuk menguasai/mengambil alih aset mereka yang disebut musuh-musuhnya. Prof Roem Rowi menyebutkan, jika di desa tempat kelahirannya di Ponorogo, ada tiga orang anggota PKI yang sudah menyebarkan isu akan mengambil alih aset (rumah/tanah) orang lain di desa tersebut.

Menghubungkan dengan tabiat partai komunis di China, Irak, Kamboja, Rusia, maka disapat disimpulkan garis kesamaan bahwa orang-orang komunis menghalalkan pembunuhan. Seperti Pol Pot di Kamboja yang membunuh lebih dari 2 juta rakyat tak berdosa. Demikian pula stalin di Rusia dan Mao tse Tung di China. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus.

Untuk itu, lanjut Prof Roem Rowi, ummat islam harus siapa dan waspada. Beliau menyebut bahwa untuk menghadapi bahaya laten komunisme harus mengutamakan ukhuwah. Beliau menyebut Sabda Nabi Muhammad bahwa ummat islam seperti satu tubuh (kaljasadul wahid). Karena itu jangan lengah apalagi mau di adudomba. Menurutnya, ummat islam harus mewaspadai setiap isu yang memecah belah karena sangat membahayakan ukhuwah.

Semangat ukhuwah inilah yang diterjemahkan oleh Takmir Masjid Al Muhajirin Boston Perumahan Puri Surya Jaya Gedangan, dengan menyelenggarakan kegiatan rutin bernuansa ukhuwah seperti pengajian, silaturahim, makan bersama, hingga sholat idul adha bersama-sama.


Nobar G 30 S PKI, anti komunisme, islam vs komunis, bahaya laten komunis, prof roem rowi, masjid al muhajirin boston, shalahudin hanafi, pagarisurya, taman boston perumahan puri surya jaya gedangan sidoarjo, pentingnya ukhuwah, gerakan sholat subuh berjamaha, muharram, puasa asyura, takmir masjid al muhajiran boston, masjid al akbar, masjid istiqlal, new vancover, new boston, stasiun gedangan, pasar gedangan, kusno soemantri, forum islam puri surya jaya, masjid baitul mukminin vancover, macD puri surya jaya, superindo puri surya jaya, beli rumah di jayaland, rumah baru di puri surya jaya, waspada komunisme, ganyang pki, sejarah PKI, islam bersatu tak bisa dikalahkan, nasehat islam, hadist tentang ukhuwah, jangan percaya komunis, islam harus kuat, subuh berjamaah, ustad rifqi hidayat, 

Posting Komentar untuk "Menangkal Komunisme dengan Ukhuwah"