Semangat Tak Kenal Usia Pak Tono
SEDAP. Mbah Martono, pria kelahiran tahun 1948 ini masih bersemangat. Di tengah keadaan yang menghimpit, beliau bersama istri masih jualan. Apalagi kalau bukan untuk bertahan hidup. Ya bertahan hidup. Sukarmi, istrinya, setia menemani kemanapun pergi. Sepeda ontel jadi saksinya. Perempuan kelahiran Madiun 67 tahun silam itu sebelumnya merupakan tukang pijit. Namun, karena tenaga yang melemah akibat sakit yang di derita, sekarang hanya bisa jualan krupuk ikan tengiri dan kacang telor.
Bu Karmi tidak membuat sendiri krupuknya. Beliau kulak ke pedagang di blok paris A PSJ Gedangan, trus di kemas dalam plastik kecil seharga Rp.800,-/pcs. Penjualannya di titipkan ke warkop-warkop dan keuntungan warkop Rp.200,-/pcs. Untung tak seberapa. Karena harga harus ala warkop yaitu murah meriah. Sebab, kalau tidak murah sulit laku. Tapi tetap dijalani untuk bertahan hidup.
Mbah Tono dan mbah karmi belum dianugerahi anak sampai usia lanjut seperti saat ini. Sanak saudara juga kurang perhatian. Belum punya rumah sendiri. Karenanya, harus rela pindah tempat tinggal dari satu kos ke kos yang lain. Tentu cari kos yg dianggap murah. Pernah di Demeling Gedangan, pinggir sungau dekat PT Global Way, pernah tinggal di gang buntu ds Ketajen hingga akhirnya sekarang bertahan di ds Ganting, arah barat (ke sukodono) kalau dari lampu merah Gedangan. Per bulan harga sewa kos mencapai Rp.500.000,-
Jika lanjut usia, apa daya?. Ya dayanya tinggal semangat. Seba, tulang sudah merapuh, penglihatan juga sudah memudar. Tapi perut harus terisi. Semangatlah yang jadi senjata.
Siang jelang ashar tadi (selasa 19/09/2017) pak Tono menghampiri rumah saya. Setelah ucap salam dan ngomong pembuka, beliau sodorkan surat. Tertulis di atas kertas tersebut niat beliau pinjam uang untuk modal usaha. Kenapa pinjam? Beliau mengaku jika sdh bbrp bulan berhenti jualan krupuk karena modal terkuras utk kebutuhan sehari-hari.
Bagiku ini bukan drama korea. Simpel saja, pada orang lanjut usia seperti beliau, semestinya sudah menikmati kenyamanan demi kenyamanan. Alih alih demikian, ternyata untuk makan sehari-hari beliau harus berjualan sebisanya. Semoga dengan bantuan modal (cuma-cuma), hanya dgn syarat bahwa beliau dan istri menguati amalan sholat fardhu berjamaah, selalu ada jalan keluar yang diberikan Allah. Amin.
Bagaimanapun kita patut berempati. Jika ada mbah tono-mbah tono lain di sekitar kita, apakah kita diamkan? Sungguh elok jika masjid selalu hadir mengatasi permasalahan kesusahan/ kemiskinan ummat. Toh, dana zakat dan sedekah memang diutamakan untuk orang fakir miskin dan gharim (org yang hutang demi bertahan hidup).
Jika pengurus masjid berkomitman demikian, maka masjid menjadi crisis center penyelesaian masalah sosial ekonomi ummat. Allahu a'lamu bisshowab. Semoga kita diberi kemurahan hati membantu saudara-saudara yang belum beruntung. Ingat perintah zakat selalu bersanding dengan perintah mendirikan sholat. Maka begitu dekat dua amalan ini untuk ditunaikan.
Cara memakmurkan masjid, begini seharusnya masjid, masjidil
haram, masjid nabawi, masjid istiqlal, masjid al akbar Surabaya, masjid cheng
ho, masjid al falah, masjid jami sidoarjo, masjid shalahudin gedangan, masjid
al muhajirin boston, masjid baitul mukminin vancover, program kemakmuran
masjid, kepedulian masjid, pengurus masjid, syarat jadi pengurus masjid, masjid
tiban, cara mengelola kas masjid, bilal masjid, kompetensi pengurus masjid,
sedekah masjid, zakat infaq masjid, kas masjid, jangan jadikan masjid tempat
menumpuk uang ummat, syiar masjid, masjid al quds, masjid quba, kiblat masjid,
Paket sembako cinta dhuafa, santunan pendidikan yatim, kepedulian pada dhuafa,
orang dhuafa harus disantuni masjid, begini loh cara membuat masjid ramai,
crisis center masjid, masjid bukan untuk ribut, jika ingin jadi pengurus masjid
takutlah pada Allah, tabligh akbar, masjid vancover baitul mukminin perumahan
puri surya jaya gedangan sidoarjo, masjid makmur baitul mukminin, hafalan
quran, cara menghafal quran, stand up hafalan quran, ali yasin attamimi, gus
yasin imam masjid vancover, profil gus yasin elpiji, belajar shiroh nabawi,
pergi ke masjid,
Posting Komentar untuk "Semangat Tak Kenal Usia Pak Tono"