Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Antara Anak Yatim dan Nabi Muhammad

#SEJARAH. Sosok Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wasalam memang menginspirasi. Menembus batas manusia di berbagai benua lebih dari 1400 tahun lamanya. Pantas jika Michael Hart dalam bukunya "The Most Influential persons in History" menempatkan beliau di urutan teratas. Anak manusia yang dilahirkan di Mekkah pada tahun 570 M ketika itu, terlahir dalam keadaan yatim (Abdullah bapaknya meninggal saat ia masih di kandungan) kemudian pada usia 6 tahun jadi yatim-piatu karena ibunya Aminah juga meninggal.

Abdul Mutholin pun ambil peran. Diasuhnya Muhammad kecil, hingga usia 8 tahun saat dimana dia juga meninggal dunia. Tugas pengasuhan digantikan pamannya, Abu Talib. Tidak ada rasa kecuali cinta dan sayang sebagaimana diwasiatkan Abdul Mutolib. Abu Tolib sendiri bukanlah org kaya. Tetapi sangat mencintai Nabi. Tidak makan sebelum nabi makan. Pada saat usia 12 tahun, diajak ke Syam, perjalanan jauh yang menjadikan Nabi semakin tangguh kepribadiannya.

Semasa kecil, Muhammad ikut menggembala Kambing. Pekerjaan ini telah menempa karakter ulet dan sabar. Nabi juga mulai berdagang di usia belasan hingga usia 25 sehingga dipercaya Khadijah memperdagangkan barangnya. Ternyata, selalu meraih keuntungan karena Nabi mengutamakan kejujuran, bukan kecurangan.

Akhlak inilah yang memukau Khadijah hingga bersedia dinikahi Muhammad, 25 tahun, sedangkan dirinya telah berusia 40 tahun. Sosok Muhammad kian berpengaruh dengan akhlak yang mempesona. Sangat mencintai orang fakir, menyayangi yang muda, suka menebar salam, hormat sama orang tua, berlaku adil , tidak berkata kotor, tidak curang dan akhlak mempesona lainnya.

Maka disebut Allah, dalam surat Al Qolam bahwa akhlak atau budi pekerti Muhammad sangat agung. Setelah diangkat menjadi Nabi, beliaupun bersabda," innama bu'istu li utamima makarimal akhlak" sesungguhnya aku diutus untuk memperbaiki/menyempurnakan akhlak manusia.

Pada usia 35 tahun, dimana ketika terjadi perselisihan hebat kabilah-kabilah Quraisy saat memugar Ka'bah dan hendak memindah hajar aswad, Nabi terpilih dengan sebagai orang yang bisa mendamaikan pertikaian ketika itu karena julukan Al amin alias orang yang bisa dipercaya. Bahkan beliau juga disebut shodiqul masduq orang terpercaya yang bisa dipercaya.

Inilah kekuatan sosok Muhammad, anak yatim yang diutus Allah sebagai Nabi penutup zaman. Sudah sepatutnya, anak yatim meniru kemuliaan pribadi beliau. Dengan mempelajari biografinya,  kita dapati pelajaran penting kehidupan sukses dunia akhirat.

Posting Komentar untuk "Antara Anak Yatim dan Nabi Muhammad"