Bantu APD dan Sembako, tanda cinta pada tenaga medis
_Kehidupan mereka, kehidupan kita_.Wabah Covid 19 membuats kita sadar. Sehat itu mahal. Masker dan sanitizer dibeli. Apa saja yang menjadi pelindung diri kita penuhi. Kita ingin bertahan, bukan jadi korban.
Padahal dibalik itu semua, ada tenaga medis. "terpaksa" bertugas kendati yang lain di rumah saja. Apa jadinya jika mereka ikut work from home?
Orang sakit butuh bantuan. Apalagi yang terkena Covid. Butuh layanan ekstra. Resiko tak sedikit. Mereka bisa tertular. Fakta sudah membuktikan. Tenaga medis atau paramedis yang gugur dalam bertugas melawan Covid 19.
Sisi cerita lain, orang beranggapan upah mereka layak. Fasilitas oke dan tunjangan wah. Padahal, hari gini masih ada tenaga medis yang penghidupannya sederhana. Upah yang diterima tak seberapa. Bahkan, ada yang sebulan bergaji dibawah tukang sampah di perumahan kami. Tentunya tak layak ekspos. Tapi Ini fakta dan realita.
Di tengah tugas mereka menyelamatkan nyawa manusia, tentu kita harus berempati. Kehidupan mereka adalah kehidupan kita. Saat muncul berita jenazah perawat di Semarang ditolak warga ketika mau dimakamkan, kita harus bertanya, sepadankah reward yang diterima dengan resiko yang dihadapi?? Jawabannya terserah hari nurani kita.
Crisis Center Dhuafa dan YAZBI Mitra Bhakti bekerjasama dengan komunitas Satgas Covid 19 Kab Sidoarjo, memberikan bantuan APD (alat pelindung diri) bagi tenaga medis faskes 1. Alasan utamnya, mereka adalah garda terdepan dalam melayani kesehatan masyarakat. Selain itu juga diberikan bantuan sembako pada tenaga medis yang dikategorikan layak menerima.
Kegiatan ini telah dirilis di pendopo Kabupaten Sidoarjo bersama Nur Ahmad Syaifuddin selaku PLt Bupati Sidoarjo (Selasa, 14/04/2020).
Bersama membantu sesama
@crisiscenterdhuafa
www.baitulmukminin-psj.org
Padahal dibalik itu semua, ada tenaga medis. "terpaksa" bertugas kendati yang lain di rumah saja. Apa jadinya jika mereka ikut work from home?
Orang sakit butuh bantuan. Apalagi yang terkena Covid. Butuh layanan ekstra. Resiko tak sedikit. Mereka bisa tertular. Fakta sudah membuktikan. Tenaga medis atau paramedis yang gugur dalam bertugas melawan Covid 19.
Sisi cerita lain, orang beranggapan upah mereka layak. Fasilitas oke dan tunjangan wah. Padahal, hari gini masih ada tenaga medis yang penghidupannya sederhana. Upah yang diterima tak seberapa. Bahkan, ada yang sebulan bergaji dibawah tukang sampah di perumahan kami. Tentunya tak layak ekspos. Tapi Ini fakta dan realita.
Di tengah tugas mereka menyelamatkan nyawa manusia, tentu kita harus berempati. Kehidupan mereka adalah kehidupan kita. Saat muncul berita jenazah perawat di Semarang ditolak warga ketika mau dimakamkan, kita harus bertanya, sepadankah reward yang diterima dengan resiko yang dihadapi?? Jawabannya terserah hari nurani kita.
Crisis Center Dhuafa dan YAZBI Mitra Bhakti bekerjasama dengan komunitas Satgas Covid 19 Kab Sidoarjo, memberikan bantuan APD (alat pelindung diri) bagi tenaga medis faskes 1. Alasan utamnya, mereka adalah garda terdepan dalam melayani kesehatan masyarakat. Selain itu juga diberikan bantuan sembako pada tenaga medis yang dikategorikan layak menerima.
Kegiatan ini telah dirilis di pendopo Kabupaten Sidoarjo bersama Nur Ahmad Syaifuddin selaku PLt Bupati Sidoarjo (Selasa, 14/04/2020).
Bersama membantu sesama
@crisiscenterdhuafa
www.baitulmukminin-psj.org
Posting Komentar untuk "Bantu APD dan Sembako, tanda cinta pada tenaga medis"