Mbah Jambrong, Kisah Becak dan Kesendiriannya
Semua dijalani sendiri. Makan minum tidur sendiri. Pagi narik becak. Karena penumpang sepi, beliau menyempatkan diri bantu kirim keramik pesanan toko keramik di sebelah pangkalannya. Untuk menambah pemasukan, kadang bantu nyebrangin kendaraan.
Selagi kuat, panas hujan diterjang. Kalau capek dan ngantuk, beliau istirahat di becaknya. Dan disitulah tempat bermalamnya. Begitu kehidupan sehari-hari Pak Rusman yang akrab dipanggil Wak Jambrong, 61 tahun.
YouTube : https://youtu.be/76iBWQokUL8
Kakek kelahiran Madiun itu, setiap hari stand by di pangkalan becak di perempatan traffic light Desa Seruni Gedangan Sidoarjo. Tak ada istri tak ada anak, beliau jalani hidup sendiri. Alhamdulillah, tetap bersyukur dan bahagia.
Crisis Center Dhuafa menjadikan beliau sebagai penerima tetap bantuan Sedekah. Mari berempati dan bergerak peduli.
Bersama Membantu Sesama
Facebook :https://cutt.ly/kkmktnO
Instagram :https://cutt.ly/bkaDEIf
www.baitulmukminin-psj.org
Transfer Zakat - Sedekah :
BCA No Rek 3251181444
a.n Mahpud Guwandi
Bank BPD Jatim Syariah (114) No Rek 6202156007
a.n Crisis Center Dhuafa
Konfirmasi 081331000446
Posting Komentar untuk "Mbah Jambrong, Kisah Becak dan Kesendiriannya"